Si
Manis Dan Anak Cicak
Musin hujan
seperti saat ini banyak orang yang malas keluar dari rumah, karena banyak
genangan air & hawanya dingin sekali.
Keadaan seperti ini yang menyukai adalah
katak, katak” pun sama-sama menyanyi, suaranya bersahut – sahutan tanpa
berhenti. Selain katak, dimusim hujan ini laron – laron juga bersenang –
senang, menari – nari disekitar lampu yang terang.
Disuatu hari anak cicak lagi bersenang –
senang dengan keluarganya yaitu Ibunya.
Anak cicak : Ibu, Ibu aku pengen cari laron ya bu.
Aku pingin sekali makan laron. Sudah lama sekali kita tidak makan laron. Kita
ini Cuma makan nasinya manusia, kebetulan sekarang banyak laron yang lagi
berterbangan didekat
Ibu Cicak : ya carilah, jika sudah dapat satu/dua cepat pulang.
Anak Cicak : lho kok Cuma satu bu? Kebetulan ka
nada makanan yang enak selain nasi kok, ya bu? Aku makan sekenyangku. Mengapa
aku kok dilarang makan banyak – banyak?
Ibu Cicak : ibu tidak
melarang kok nak, Ibu Cuma kawatir sama kamu, karna ada SiManis yang menunggu
lengahmu, kamu nanti dimakan gimana?
Anak Cicak : enggak – enggak bu, aku bisa hati
- hati kok. Jadi ya gk mungkinlah aku
jatuh, Gimana bu?
Ibu Cicak : ya sudah terserah kamu, tapi hati – hati ya! Ibu mengawasimu dari
sini.
Anak Cicak : oke bu.
Anak cicak langsung
lari terbirit –birit mendekati laron – laron yang menari – nari disekitar lampu
diruang makan disuatu rumah.
Laron – laron pun
keluar dari persembunyiannya, terbang ke kiri – kanan, ke utara – selatan
mendekati sinarnya lampu. Anak cicak siap makan laron –laron yang mendekati
tembok anak cicak. Tidak seberapa lama kemudian ada laron yang hinggap
ditembok, cepat – cepat anak cicak menangkap & menelan laron tersebut.
“hem…… enaknya ayo mendekatlah kesini, aku masih lapar!” batin anak cicak.
Beneran, ada laron 3
yang menempel ditembok, lantas cepat – cepat dikejar & dimakan, begitu
tidak terasa perutnya sampai membuncit Dan karena itu anak cicak tidak bisa
pegangan tembok. “pluuuuk” anak cicak
jatuh didekat si manis yang dibawah meja makan. Cepat – cepat si manis memegang
ekor anak cicak, Dan mau dimakannya. 
Tetapi anak cicak berusaha melarikan diri
dari cengkraman si manis dengan cara memutuskan ekornya Dan lari sekencang –
kencangnya mencari Ibunya. Setelah bertemu ibunya, anak cicak merasa lega. 
Ibu
Cicak : ada apa
nak, terengah – engah seperti ini?
Anak Cicak : tidak kok bu, tidak ada apa – apa
Ibu Cicak : kamu pasti mau dimakan sama si manis, Ya
kan?
Anak Cicak : benar bu, aku tadi kekenyangan makan
laron terus perutku jadi buncit, aku tidak kuat berpegangan pada tembok terus
aku jatuh.
Ibu Cicak : ya itu tadi yang Ibu kuwatirkan, untung Cuma ekormu saja yang
dimakan si manis, coba kalo badanmu yang dimakan? Kamu pasti sekarang lagi ada
diperutnya si manis Dan tidak bisa ketemu Ibu lagi.
Anak Cicak : iya bu, aku salah, aku minta maaf ya
bu…..
Ibu Cicak : ya sudah, lain kali jangan diulang lagi ya, jangan serakah.
Dan setelah kejadian itu anak cicak pun tidak menjadi anak cicak
yang serakah tetapi dia berubah mrnjadi anak cicak yag baik yang menurut
nasehat ibunya Dan tidak serakah.
Pada cerita diatas si manis Dan anak cicak bisa diteladani supaya
kita bisa jadi anak yang mendengarkan nasihat ibunya nasihat orang tua , supaya
tidak bertemu bahaya. Orang tua menasihati pasti ada tujuannya supaya anak –
anaknya selamat hidupnya. Tidak ada orang tua yang tega menjerumuskan anak –
anaknya sendiri.
0 komentar:
Posting Komentar