Rabu, 12 Februari 2014

dongeng pendek "si manis dan anak cicak"


Si Manis Dan Anak Cicak


     Musin hujan seperti saat ini banyak orang yang malas keluar dari rumah, karena banyak genangan air & hawanya dingin sekali.
    Keadaan seperti ini yang menyukai adalah katak, katak” pun sama-sama menyanyi, suaranya bersahut – sahutan tanpa berhenti. Selain katak, dimusim hujan ini laron – laron juga bersenang – senang, menari – nari disekitar lampu yang terang.
    Disuatu hari anak cicak lagi bersenang – senang dengan keluarganya yaitu Ibunya.
Anak cicak : Ibu, Ibu aku pengen cari laron ya bu. Aku pingin sekali makan laron. Sudah lama sekali kita tidak makan laron. Kita ini Cuma makan nasinya manusia, kebetulan sekarang banyak laron yang lagi berterbangan didekat
Ibu Cicak : ya carilah, jika sudah dapat satu/dua cepat pulang.
Anak Cicak : lho kok Cuma satu bu? Kebetulan ka nada makanan yang enak selain nasi kok, ya bu? Aku makan sekenyangku. Mengapa aku kok dilarang makan banyak – banyak?
Ibu Cicak : ibu tidak melarang kok nak, Ibu Cuma kawatir sama kamu, karna ada SiManis yang menunggu lengahmu, kamu nanti dimakan gimana?
Anak Cicak : enggak – enggak bu, aku bisa hati -  hati kok. Jadi ya gk mungkinlah aku jatuh, Gimana bu?
Ibu Cicak : ya sudah terserah kamu, tapi hati – hati ya! Ibu mengawasimu dari sini.
Anak Cicak : oke bu.
     Anak cicak langsung lari terbirit –birit mendekati laron – laron yang menari – nari disekitar lampu diruang makan disuatu rumah.
 
      Laron – laron pun keluar dari persembunyiannya, terbang ke kiri – kanan, ke utara – selatan mendekati sinarnya lampu. Anak cicak siap makan laron –laron yang mendekati tembok anak cicak. Tidak seberapa lama kemudian ada laron yang hinggap ditembok, cepat – cepat anak cicak menangkap & menelan laron tersebut. “hem…… enaknya ayo mendekatlah kesini, aku masih lapar!” batin anak cicak.

 

        Beneran, ada laron 3 yang menempel ditembok, lantas cepat – cepat dikejar & dimakan, begitu tidak terasa perutnya sampai membuncit Dan karena itu anak cicak tidak bisa pegangan tembok.  “pluuuuk” anak cicak jatuh didekat si manis yang dibawah meja makan. Cepat – cepat si manis memegang ekor anak cicak, Dan mau dimakannya.
  Tetapi anak cicak berusaha melarikan diri dari cengkraman si manis dengan cara memutuskan ekornya Dan lari sekencang – kencangnya mencari Ibunya. Setelah bertemu ibunya, anak cicak merasa lega.
Ibu  Cicak : ada apa nak, terengah – engah seperti ini?
Anak Cicak : tidak kok bu, tidak ada apa – apa
Ibu Cicak : kamu pasti mau dimakan sama si manis, Ya kan?
Anak Cicak : benar bu, aku tadi kekenyangan makan laron terus perutku jadi buncit, aku tidak kuat berpegangan pada tembok terus aku jatuh.
Ibu Cicak : ya itu tadi yang Ibu kuwatirkan, untung Cuma ekormu saja yang dimakan si manis, coba kalo badanmu yang dimakan? Kamu pasti sekarang lagi ada diperutnya si manis Dan tidak bisa ketemu Ibu lagi.
Anak Cicak : iya bu, aku salah, aku minta maaf ya bu…..
Ibu Cicak : ya sudah, lain kali jangan diulang lagi ya, jangan serakah.
    Dan setelah kejadian itu anak cicak pun tidak menjadi anak cicak yang serakah tetapi dia berubah mrnjadi anak cicak yag baik yang menurut nasehat ibunya Dan tidak serakah.

Pada cerita diatas si manis Dan anak cicak bisa diteladani supaya kita bisa jadi anak yang mendengarkan nasihat ibunya nasihat orang tua , supaya tidak bertemu bahaya. Orang tua menasihati pasti ada tujuannya supaya anak – anaknya selamat hidupnya. Tidak ada orang tua yang tega menjerumuskan anak – anaknya sendiri.

0 komentar:

Posting Komentar